Rabu, 17 Maret 2010

Real LED atau LED-look

Article Date:
Source: Motor Plus Online

Banyak yang kecele melihat lampu belakang Jupiter-Z generasi terakhir. Begitu juga Jupiter generasi pertama, Vega, Tiger Revolution dan Mega Pro. Disangka LED padahal hanya sekadar LED-look. Lampu LED-look ini hanya permainan mika atau reflektor yang didesain bulat-bulat, sehingga sinarnya seolah menghasilkan banyak lampu bulat seperti LED.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Brother bisa membedakan LED yang sebenarnya di behel Shogun R, F1Z-R, Jupiter generasi ke-3 atau lampu belakang Bajaj Pulsar. Light
Emitting Diode / LED singkatan dari Light Emitting Diode. “Sebenarnya LED bukan lampu, tapi diode (penyearah arus atau semi-konduktor) yang memancarkan sinar ketika dialirkan arus lisrik searah. Warnanya bisa berubah-ubah sesuai range kekuatan sinarnya,” terang Wira Sentosa, insinyur teknik mesin jebolan Atmajaya yang justru doyan elektro.

Ada ciri khas LED yang tak dimiliki bohlam biasa, halogen atau xenon. Secara kasat mata, reaksi nyala LED lebih cepat sekitar 0,2 detik. “Kalo lampu biasa nyalanya tuh blep.. blep.. blep.., alus dan lambat. Tapi kalo LED reasi nyalanya cepet, tak.. tak.. tak! Gitu!” cerocos Wira mantap, semantap lampu LED rakitannya.

Tidak seperti LED model baru yang bening, LED model lama kemasannya juga berwarna. Sebenarnya tanpa warna pun sinar LED sudah berwarna. Tapi teknologi LED dulu kurang kuat arus amperenya, sehingga diperlukan warna untuk menguatkan efek sinar merah, kuning, dan sebagainya.

Correlated Color Temperatur
Warna pada LED model baru disebut CCT alias Correlated Color Temperatur. Warna sinar ditentukan temperaturnya. Paling rendah adalah black, lantas red (atau amber/oranye kemerahan), kemudian white, hingga purplish blue (biru keunguan). Dengan teknologi ini, maka LED tak lagi memerlukan lensa berwarna.

Ada banyak lagi kelebihan LED dibanding lampu biasa. “Tahan lama dan arusnya sangat kecil, itu yang paling utama,” kata Wira yang mangkal di Jl. Pondok Gede Raya, No. 24, Bekasi. Sebiji LED hanya sekitar 75/1.000 ampere.

Lantaran kecil itu, maka teknologi batere (aki) sekarang juga makin kecil. Karena memang tak diperlukan lagi penyimpan arus gede. Ini bisa dilihat dari mobil teknologi terbaru dan yang akan datang. Walau ukuran mobil dan lampu besarbesar, tapi akinya nyaris seukuran aki motor.

Selain itu, LED sangat mungil sehingga mudah dipasang di mana saja. Juga desain lampu secara keseluruhan bisa makin sipit dan futuristis.



Luxeon
Tak banyak yang ngeh bahwa ada bagian utama LED yang terbuat dari emas murni. Jika diperhatikan seksama lewat cara diterawang di bawah lampu atau matahari, maka akan tampak sebuah benang sangat tipis. Nah, benang inilah yang dibuat dari emas. Ini bukti bahwa LED memang memiliki teknologi mahal dan butuh material kualitas tinggi.

Teknologi LED selanjutnya yang segera kita jumpai adalah Luxeon. Teknologi ini merupakan pengembangan dari LED. Tetap mengandalkan diode, tapi ukurannya lebih besar dan disambung beberapa diode sekaligus secara paralel. Energinya pun lebih besar, sekitar 3-5 watt, tapi belum cukup untuk lampu utama. Sementara ini masih untuk aplikasi lampu kolong mobil atau fog-lamp.

LED-look Be Real LED
Bro, ada sedikit tips dari Wira untuk lampu belakang yang LED-look alias LED boongan. Khusus untuk Tiger Revo dan Mega Pro, reflektor sudah dicetak bulat-bulat, bisa dibikin LED betulan. “Tinggal dibolongin aja dan dicoblos LED,” kata Wira.

Paduan antara LED terang dengan reflektor akan memberikan ekstra cahaya. Tinggal datang ke workshop Wira. Sabar menunggu Wira mencoblos dan siapkan kocek sekitar Rp 3.500 per biji LED.

Oh ya, kalau mika lampu motor ente sulit dibuka dan harus dipanaskan, contohnya Honda Vario, maka ada ongkos pasangnya. Nah, soal berapa ongkos pasangnya, silakan nego sendiri.

Reporter : Willy Dreeskandar
Fotografer : Heri Riswanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar